BI Perluas Layanan Qris ke Luar Negeri, Bisa Transaksi Tanpa Menukar Mata Uang

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Sistem pembayaran berbasis kode QR buatan Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), baru-baru ini mendapat sorotan dari Amerika Serikat. 

Melalui laporan National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025 yang dirilis pada 31 Maret 2025, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menilai bahwa penggunaan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) menghambat perdagangan digital serta dapat mempengaruhi operasional bisnis perusahaan-perusahaan asal AS.

Meski begitu, Bank Indonesia (BI) tetap melaju tanpa gentar. Alih-alih mundur, BI justru memperkuat dan memperluas penggunaan QRIS ke kancah internasional.

Dilansir dari money.kompas.com Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mendorong pemanfaatan QRIS lintas negara. 

Dengan sistem ini, transaksi antarnegara bisa dilakukan hanya dengan memindai QR Code, tanpa perlu repot menukar mata uang. 

Saat ini, layanan QRIS lintas negara sudah digunakan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dalam waktu dekat, QRIS juga akan tersedia di Jepang, India, dan Korea Selatan.

“Negara yang sedang antre untuk implementasi QRIS adalah Jepang, India, Korea Selatan, serta menyusul kemungkinan dengan China dan Arab Saudi,” ujar Fili dalam konferensi pers, belum lama ini

Seiring dengan ekspansi tersebut, adopsi QRIS di dalam negeri juga terus meningkat. Hingga Kuartal I 2025, tercatat 56,3 juta pengguna dan 38,1 juta merchant yang mayoritas berasal dari pelaku UMKM. 

Volume transaksi QRIS sudah mencapai 2,6 miliar kali dengan nilai nominal Rp 262,1 triliun.

Tak hanya itu, BI belum lama ini juga memperkenalkan inovasi baru yakni QRIS Tap pada 14 Maret 2025. Fitur ini memudahkan pembayaran di berbagai moda transportasi umum. Hingga 16 April 2025, QRIS Tap sudah digunakan oleh 20,8 juta pengguna di 1,44 juta merchant, menghasilkan 42,9 juta transaksi senilai Rp 3,24 miliar.

“Ini akan kita kembangkan bertahap untuk seluruh moda transportasi, seperti Damri, MRT, LRT, hingga KRL,” jelas Fili.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa sistem QRIS dibangun berdasarkan standar global. QRIS mengadopsi prinsip-prinsip dari European Master Visa dan disesuaikan dengan standar nasional Indonesia melalui penyesuaian kode-kode teknis.

“QR Indonesia Standard ini sebenarnya adalah bentuk penerapan standar global yang sudah diadaptasi untuk kebutuhan nasional,” ujar Perry.

Lebih lanjut, Perry menambahkan bahwa QRIS berperan penting dalam memperluas inklusi keuangan, mempercepat digitalisasi ekonomi, dan meningkatkan efisiensi transaksi masyarakat, bahkan hingga ke pelosok negeri.

“QRIS sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui efisiensi dan inklusi ekonomi,” pungkasnya. (*/awg)