Sejak 2020, Kasus Kekerasan Seksual di Sekolah Terus Naik Hingga 2024

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Sepanjang tahun 2024, dunia pendidikan menjadi sorotan dengan tingginya kasus kekerasan seksual yang terjadi.

Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), ada 42 persen kasus kekerasan seksual yang terjadi di sepanjang tahun 2024.

“Ternyata tahun 2024 ini paling banyak laporan kekerasan ya, 42 persen. Itu adalah laporan kekerasan tentang kekerasan seksual, itu nomor satu,” kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji di Jakarta Pusat, dilansir dari laman resmi Kompas.com

Selain kekerasan seksual, kasus perundungan atau wbullying menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi sepanjang tahun 2024, disusul oleh kasus intoleransi sebagai masalah yang juga menonjol.

Berdasarkan data tersebut tercatat, bullying adalah salah satu dari tiga dosa besar dunia pendidikan yang diperhatikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) 2019-2024 Nadiem Makarim.

“Sehingga ketika 2024 ini masih banyak yang menemukan kasus kekerasan seksual dan perundungan, berarti kita bisa katakan bahwa dosa besar pendidikan yang di-state oleh Mas Menteri Nadiem itu diwariskan kepada menteri yang baru,” ujarnya.

Menurut Ubaid, mayoritas korban kekerasan seksual adalah perempuan, dengan data mencatat bahwa 97 persen dari total korban berasal dari kalangan perempuan.

Sementara, kasus bullying paling banyak dialami oleh laki-laki yakni sebesar 82 persen, sementara perempuan sebesar 18 persen.

“Jadi ada korban laki-laki kekerasan seksual itu ada, tapi cuma 3 persen. Tapi 97 persen korbannya adalah perempuan, berbeda dengan kasus perundungan. 82 persen adalah laki-laki, sementara 18 persen perempuan,” ucap dia

Secara keseluruhan, JPPI juga mencatat ada 573 kasus kekerasan yang terjadi di sekolah di sepanjang tahun 2024. 

Menurut Ubaid angka itu meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan kasus kekerasan yang terjadi di tahun 2023.

“(Tahun) 2023 (Ada) 285 kasus yang kami terima tetapi di 2024 sampai 573 kasus. Artinya, peningkatannya bisa sampai lebih dari 100 persen,” tuturnya. 

Ubaid juga mencatat adanya tren kenaikan jumlah kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sepanjang mulai dari tahun 2020 hingga 2024. 

“Sejak kami buka kanal pengaduan melalui website, IG dan di media, itu tahun 2020, itu sampai 2024. Ini kok datanya terus naik ya,” pungkas dia. (*/awg)