Operasi Zebra Tinombala 2024, Pelanggaran Lalu Lintas Turun 30 Persen di Sulawesi Tengah

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Operasi Zebra Tinombala 2024 yang berlangsung selama 14 hari di wilayah Polda Sulawesi Tengah telah berhasil menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. 

Hal ini disampaikan oleh Dirlantas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol. Atot Irawan, dalam jumpa pers di Aula Ditlantas Polda Sulteng, Senin (28/10).

Operasi yang digelar mulai 14 hingga 27 Oktober 2024 ini berfokus pada menciptakan ketertiban dan keamanan lalu lintas dalam rangka mendukung pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. 

Kombes Atot mengungkapkan bahwa selama pelaksanaan operasi, kondisi di lapangan terpantau aman dan tertib.

“Selama operasi berlangsung, angka pelanggaran lalu lintas di Sulawesi Tengah menurun signifikan,” ujar Atot. 

Polda Sulteng mencatat 21.163 pelanggaran, turun 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 1.633 pelanggar dikenakan tilang manual, sementara 19.530 hanya diberikan teguran. 

Penurunan pelanggaran dipengaruhi oleh berkurangnya penggunaan e-TLE atau kamera tilang elektronik karena sedang dalam perbaikan.

Jenis kendaraan yang terlibat pelanggaran juga mengalami penurunan tajam. Sepeda motor mencatatkan 1.415 pelanggaran, turun 70 persen, mobil penumpang sebanyak 88 unit, turun 99 persen, sementara bus hanya satu unit, turun 80 persen, dan mobil barang tercatat 129 unit, turun 95 persen.

Angka kecelakaan lalu lintas juga menunjukkan penurunan sebesar 6 persen. Pada Operasi Zebra 2023 terdapat 35 kasus, sementara tahun ini hanya 33 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 15 jiwa, luka berat 20 orang, luka ringan 27 orang, dan kerugian material mencapai Rp 139.100.000. 

Sepeda motor menjadi jenis kendaraan yang paling sering terlibat kecelakaan, dengan total 47 unit, disusul oleh mobil penumpang 11 unit, mobil barang 5 unit, serta kendaraan lainnya.

Kombes Atot menjelaskan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan adalah pelanggaran batas kecepatan, tidak menjaga jarak, serta berpindah jalur tanpa peringatan. 

Operasi ini mengutamakan tindakan preventif dan preemtif dengan pendekatan humanis, termasuk kegiatan patroli, pengaturan, dan penjagaan, yang meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Upaya pendidikan masyarakat tentang lalu lintas juga ditingkatkan sebanyak 26 persen, dengan 51.760 kegiatan edukasi yang digelar.(*/awg)