PSSI Investigasi Kepemimpinan Wasit di Laga Sulteng Vs Aceh, Terancam Sanksi Larangan Seumur Hidup

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Pertandingan perempat final PON XXI 2024 Aceh-Sumut cabang olahraga sepak bola, antara Sulteng dan tuan rumah Aceh di Stadion Dirnuthala berlangsung panas dan penuh kontroversi, Sabtu (15/9) malam. 

Tim asuhan mantan bek Timnas Indonesia, Zulkifli Syukur, merasa dirugikan oleh wasit Eko Agus Sugiharto setelah mendapatkan tiga kartu merah dan dua penalti kontroversial.

Puncak ketegangan terjadi pada menit ke-97 ketika wasit memberikan penalti kepada Aceh, meskipun dalam tayangan ulang terlihat jelas bahwa pemain Aceh melakukan diving. 

Keputusan ini memicu kemarahan pemain Sulteng, dan Rizki Saputra, salah satu pemain Sulteng, meluapkan emosinya dengan memukul wasit di bagian kepala hingga membuat wasit terjatuh. 

Wasit kemudian mendapatkan perawatan medis di lapangan sebelum akhirnya dibawa keluar dengan ambulans.

Pertandingan sempat dilanjutkan, tetapi keputusan kontroversial lainnya kembali muncul. Wasit pengganti memberikan penalti kedua kepada Aceh karena menganggap pemain Sulteng melakukan handball. 

Skor sempat imbang 1-1, namun di babak perpanjangan waktu kedua, tim Sulteng memutuskan walkout karena merasa terus-menerus dirugikan oleh keputusan wasit. 

Di ruang ganti, pemain Sulteng terlihat menangis histeris, merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi dalam pertandingan tersebut.

Dengan hasil tersebut, Sulteng harus mengubur impian mereka untuk melaju ke semifinal PON XXI untuk pertama kalinya, meninggalkan jejak kontroversi yang akan terus diperbincangkan.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi pssi.org, Ketua Umum PSSI, Erick Tohir mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi mendalam dimulai dari kepemimpinan wasit yang dinilai penuh kejanggalan. 

Di samping itu reaksi yang sangat tidak sportif pemain juga dipastikan berbuah sanksi terberat. 

“Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah. Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat,” kata Erick.

Sanksi larangan seumur hidup pun mengancam wasit dan pihak-pihak lain jika terbukti mengatur hasil laga. Namun Erick menegaskan pula bahwa tak ada justifikasi bagi pemain untuk melakukan aksi pemukulan. 

“Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu,” beber Erick. (*/awg)