Nilai Penyebaran Polutan SO2 di Sulteng Menurun, BMKG : Polutan Jenis ini Mudah Larut dengan Air

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Dampak sebaran erupsi Gunung Ruang yang berada di Sulawesi Utara meluas dan berpindah hingga ke wilayah Sulawesi Tengah. Demikian yang disampaikan Koordinator Data dan Informasi Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Solih Alfiandy saat dihubingi tim Soal Palu via telepon WhatsApp, Rabu (24/4).

Sebaran Polutan Sulfur Dioksida (SO2) mengalami penyebaran dikarenakan terbawa oleh Aliran Massa Udara (Angin) yang bergerak dari arah Utara Pulau Sulawesi menuju Selatan yang kemudian terjadi pembelokan kearah Tenggara (Maluku Utara) dan Barat Daya (Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat dan Selat Makassar) Pulau Sulawesi, berdasarkan data klimatologis periode 1991-2020.

Dalam penjelasanya, Solih menjelaskan pada 19 April tercatat sebaran polutan semakin meluas hingga masuk ke sebagian wilayah Sulawesi Tengah bagian Utara (Buol, Toli-Toli, Donggala dan Parigi Moutong) nilanya kurang dari 300 mg/m² kemudian pada 20 April itu semakin meluas sebaran polutanya ke wilayah Kota Palu hingga masuk kesebagian kecil wilayah Sulbar.

“Ternyata ditanggal 21 itu konsentrasinya itu semakin meningkat dan merata diwilayah Sulawesi Tengah, tapi dibagian utara itu nilanya masih kurang dari 300 mg/m² atau masih diatas 200 mg/m².  Dan pada 22 April dia terlihat diwilayah utara pulau Sulawesi sudah mulai menurun,” ungkapnya.

Sementara itu lanjut Solih, di wilayah Sulawesi Tengah pada 22 April terjadi peningkatan dibagian wilayah Teluk Palu, Donggala tepatnya disekitaran Rio Pakava itu nilanya lebih dari 300 mg/m². Untuk update data terbaru di 23 April, Solih mengatakan terjadi penurunan penyebaran diatas wilayah pulau Sulawesi.

“Nilainya itu dibawah 50 mg/m². Sementara di wilayah Sulteng sendiri masih lebih dari 50 mg/m², Sudah semakin menurun nilainya,” ujarnya.

Untuk diketahui, terhadap kesehatan manusia Sulfur Dioksida (SO2) dapat memberikan efek terhadap manusia yakni menganggu saluran pernapasan bagian atas seperti batuk-batuk kemudian bagian mata menyebabkan sedikit perih.

“Terkait ini sehat atau tidak ?. Sampai saat ini diharapkan masyarakat tetap menjaga kondisi kesehatan dengan cara menggunakan masker dan balik lagi kepada kondisi fisiknya masing-masing. Yang rentan itu di lansia dan anak-anak kecil,” kata Solih

Meski menglami penurunan, Solih menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas diluar ruangan, khususnya bagi lansia dan anak-anak. Dia juga menambahkan agar masyarakat Sulawesi Tengah untuk tidak khawatir berlebihan atas kondisi penyebaran polutan S02 ini.

“Polutan pada jenis ini mudah larut dengan air, jadi ketika ada hujan dia akan larut bersaman dengan hujan. Jadi dia tidak akan lama berada diatsmosfir,” tambahnya. (DHEA)