PALU – Sanggar Seni Loka Laras genap berusia enam tahun pada (19/04). Pendirinya, Ki Gandang Musgini telah merintis cikal bakal pendiriannya sejak tahun 1988, yang kemudian pada tahun 2018 Sanggar Seni Loka Laras resmi di didirikan.
Beralamat di Griya Palupi Permai Blok C No. 54, Sanggar Seni Loka Laras berfokus pada pengembangan kebudayaan Jawa khususnya dalam bidang Wayang (Kulit, Purwa dan Golek), Karawitan dan Campur Sari.
Beranggotakan lebih kurang 15 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Sulawesi Tengah, pihak Sanggar Seni Loka Laras turut membuka kesempatan bagi para generasi muda yang memiliki minat untuk turut belajar mengenai kesenian Jawa.
Hal ini diungkapkan oleh Ki Dalang Gandang Musgini dalam sambutannya pada Gelaran Wayang Kulit saat pelaksanaan HUT ke-6 Sanggar Seni Loka Laras yang mengambil tema “Wayang Sebagai Media Silaturahmi Antar Generasi.”

“Saya berharap bagi generasi muda yang berbakat dan punya niat, silahkan datang ke Sanggar Seni Loka Laras. Untuk sementara saya tidak pungut biaya,”ungkapnya.
Pihaknya, melalui Ki Mustiko Bayu Wibowo, selaku Dalang menyampaikan bahwa terdapat tantangan juga perjuangan tersendiri dalam melestarikan kebudayaan Jawa khususnya di tanah rantau.
“Karena kita memang disini beda dengan di Jawa, kalo disini susahnya itu untuk pengenalan terutama ke generasi muda. Tapi sekarang sedikit demi sedikit sudah mau dekat dengan karawitan, gamelan dan budaya Jawa yang lainnya,” ucap Bayu
Dengan melihat antusias generasi muda yang mulai dekat dengan berbagai kesenian Jawa, Ki Mustiko Bayu Wibowo menyebutkan bahwa, tidak menutup kemungkinan Sanggar Seni Loka Laras akan merambah ke bidang Tari, dan bahkan berkolaborasi dengan berbagai etnis yang ada di Sulawesi.
Dia pun berharap, di umur yang baru ini Sanggar Seni Loka Laras dapat terus mengembangkan budaya Jawa di Tanah Celebes.
“Lokalaras sendiri semoga semakin solid kru nya. Dan untuk Budaya Jawa khususnya di Sulawesi Tengah semoga kedepannya makin berkembang,” tutupnya. (Dhea)