PALU – Beberapa bulan terakhir, kemarau panjang melanda wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
Akibatnya, debit air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) alami penurunan.
Hal itu berdampak pada pengoperasian pasokan listrik yang menyebabkan kemampuan PLTA turun sekitar 75 persen dari 850 Megawatt (MW) menjadi 200 MW.
PT. PLN Persero terus berupaya dengan berbagai skema untuk dapat menjaga pasokan listrik secara berkelanjutan di sistem kelistrikan Sulbagsel yang terganggu akibat akibat kemarau panjang, fenomena itu disebut El Nino.
PLN Group Sulawesi, yang terdiri dari PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (UID Suluttenggo) bersama PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat (Sulselrabar), PLN Unit Induk Penyaluran, dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sulawesi serta Sub Holding PLN Nusantara Power berupaya memaksimalkan pola pengoperasian kelistrikan dan memastikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya pasokan listrik.
General Manager PLN UID Suluttenggo, Ari Dartomo, PLN berkomitmen untuk segera menormalkan kondisi kelistrikan di Sistem Sulbagsel dengan berbagai skema.
“PLN berkomitmen penuh untuk segera menormalkan kondisi kelistrikan di Sistem Sulbagsel dengan berbagai skema yang telah disusun oleh tim kami,” kata Dartomo, Senin, 4 Desember 2023.
Ia mengungkapkan, PLN UID Suluttenggo berupaya untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Salah satu pelayanan terbaik PLN adalah dengan memberikan kompensasi kepada pelanggan terdampak di wilayah kerja PLN UP3 Palu.
Dartomo menjelaskan, wilayah kerja UP3 Palu terbagi sembilan wilayah interkoneksi sistem Sulbagsel, yaitu Unit Layanan Pelanggan (ULP) Parigi, ULP Tawaeli, ULP Palu Kota,
Selanjutnya ULP Kamonji, ULP Donggala, ULP Tambu, ULP Tentena, ULP Kolonedale dan ULP Poso.
Ia menyebut, kompensasi itu akan diberikan bertahap kepada pelanggan yang ada di sembilan ULP tersebut.
“Tentu saja pelayanan terbaik harus kami berikan khususnya bagi seluruh pelanggan setia kami yang adalah masyarakat Indonesia, untuk itu skema pemberian kompensasi ini harus diberikan,” sebut Dartomo.
Dijelaskan, bantuan kompensasi yang diberikan adalah untuk Tarif Subsidi dan Adjustment sebesar 20% dan 35%.
Bagi pelanggan pascabayar, kompensasi tersebut akan tersalurkan secara otomatis saat pembayaran tagihan.
Di sisi lain, khusus pelanggan prabayar akan mendapatkan token kompensasi saat melakukan pembelian token terbaru.
Adapun cara pengecekkan kompensasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama kompensasi dapat dicek di bagian paling bawah slip pembelian token.
Selanjutnya, nomor token tersebut dapat diinput pelanggan prabayar di kWh meternya untuk mendapatkan penambahan kWh kompensasi.
Selanjutnya pengecekan kompensasi dapat dilakukan melalui Aplikasi PLN Mobile, dengan cara:
- Buka Aplikasi PLN Mobile
- Klik layanan Kelistrikan pada Aplikasi PLN Mobile
- Pilih No. ID Pelanggan Yang Dimiliki
- Pilih Riwayat Pembelian Token
- Input No Token Kompensasi Yang Tertera Pada Struk Pembelian Token. (*/Rendy Zulkarnaen)