PALU – Tardigrada merupakan band asal Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang beranggotakan enam orang.
Mereka adalah Adinda Delima ( Lead Vocal ), Zulfikar ( Gitar, Mbasi-Mbasi, Back Vocal ), Moh. Ikbal ( Gitar, Back Vocal ), Andrew Oktavianus ( Perkusi, Back Vocal ), Moh. Iqro Fajar ( Bass, Back Vocal ), dan Renaldy Lomo ( EMD / Music Production Center).
Band yang dibentuk pada 2020 ini kian aktif mengisi sejumlah event di Palu, usai tampil memukau di Prambanan Jazz pada Juli lalu.
Gitaris Tardigrada, Zulfikar, mengungkapkan, nama Tardigrada merupakan nama hewan dengan julukan beruang air. Hewan Tardigrada berkaki delapan dan memiliki ukuran sangat kecil.
Ia menjelaskan, nama itu dipilih lantaran hewan tersebut adalah spesies terkuat karena tidak bisa dihancurkan.
“Kalo Tardigrada itu nama hewan, beruang air. Kenapa pake nama itu, kita coba pinjam filosofinya, dia dijuluki hewan yang abadi. Harapannya dengan berbagai problematika kita bisa bertahan seperti Tardigrada,” jelas Zulfikar melalui telepon daring, Rabu, 8 November 2023.
Tardigrada kerap tampil dengan mengenakan kostum unik dengan ciri khas musik yang beda dari band lainnya.
Menurut Zulfikar, Tardigrada selalu menyertakan berbagai unsur lokalitas pada setiap karya. Khususnya dengan menggabungkan musik tradisi serta modern demi menjaga kearifan lokal khususnya Sulteng.
“Saya pikir dengan cara menggabungkan antara musik modern dengan tradisi itu bisa memberi stimulus ke generasi-generasi kita untuk memperhatikan kesenian tradisi khususnya musik. Untuk menjaga kearifan lokal,” ucapnya.
Zulfikar mengatakan, Tardigrada tengah menyiapkan diri untuk perilisan beberapa single terbaru, sebagai jalan penuntun menuju konser tunggalnya.
“Ada 15 karya kita persiapkan untuk dirilis sampai tahun depan menuju konser supaya orang sudah dengar-dengar memang, bisa dihafal, begitu konser enaklah bisa sing along,” katanya.
Konser tunggal Tardigrada rencananya digelar di Palu, dilanjut dengan tour ke pulau Jawa yang disebut Zulfikar mempunyai peluang berkarir cukup baik.
“Adapun alasan pemilihan pulau Jawa menjadi opsi untuk tur, karena kesan pertama disana ada peminat, serta efektivitas naik namanya agak berdampak. Sekalian tes mental,” ujarnya.
Zulfikar berharap, ke depan, semakin banyak generasi muda yang memiliki kesadaran akan potensial lokal serta pemerintah dapat mendukung setiap langkah Tardigrada.
“Harapannya bagaimana supaya kita dengan semua generasi bisa melihat potensi wilayahnya, khususnya wilayah musik. Dengan bagaimana kita bisa menyambut era post mo yang berkaitan dengan musik, tidak latah menerima perkembangan. Dengan harapannya pemerintah bisa lebih bisa mensupport pelaku seni yang ada di Kota Palu, khususnya musik-musik tradisi,” harapnya. (Dhea/Rendy)