Soalnews – Beberapa waktu lalu viral sebuah video di media sosial, perlihatkan anak penyintas bencana alam Palu berada di tol wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Kini, anak laki-laki itu telah ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos).
Belum lama ini, viral video di media sosial yang perlihatkan anak penyintas bencana alam 2018 silam di Palu berada di tol wilayah Makassar.
Dalam video berdurasi lebih kurang dua menit itu tampak anak itu memegang barang bawaan yang dibungkus menggunakan sarung.
Anak dalam video diketahui bernama Muhammad Dani namun kerap dipanggil Wahyu lahir di tahun 2005. Wahyu mengaku tinggal di Galesong, Kabupaten Takalar.

Ia juga mengaku diterlantarkan oleh tantenya, sehingga memutuskan untuk kembali ke Palu berkumpul bersama teman yang telah dianggap Wahyu sebagai saudara.
Kepala Dinsos kota Palu, Susik, mengungkapkan bahwa Wahyu telah berada di Palu dengan manaiki sebuah bus Cahaya Bone.
Wahyu dijemput seorang polisi yang bertugas di Polda Sulawesi Tengah bernama Jumadi.

Susik menjelaskan, terkait anak tersebut, pihaknya akan menjalankan tugas sesuai SOP dan undang-undang yang berlaku.
“Kami akan melakukan tugas sesuai SOP dan perundang undangan,” jelas Susik saat diwawancarai soalpalu.com, Selasa, 4 Juli 2023.
Ia mengucapkan, Wahyu telah diberikan sejumlah pakain dan menampati rumah singga Dinsos kota Palu.
Namun disebut Kepala Dinsos Palu, Wahyu ingin kembali ke kafe di Jalan Nokilalaki.
“Namun ini adik mau ke kafe itu, jadi diantar lagi ke sana,” ucapnya.
Susik mengatakan telah mengimbau pemilik atau pengelola kafe untuk tidak mempekerjakan Wahyu, disebabkan masih dalam pendampingan Dinsos dan tengah dilakukan assessment.
“Saya sampaikan ke pihak kafe karena posisi psikologi anak masih dalam proses pendampingan.
Anggota DPRD kota Palu, Mutmainah Korona, meminta pemerintah dapat melakukan assessment mendalam terhadap Wahyu.
“Harus dipastikan kalau anak ini adalah penyintas yang belu, tersentuh oleh pemerintah,” kata Mutmainah.
Anggota dewan yang duduk di Komisi A ini juga berharap pemerintah dapat memenuhi hak Wahyu.
“Pemerintah harus carikan jalan untuk penuhi haknya. Pendidikannya juga harus diperhatikan,” harapnya. (Rendy)