Yuningsih Atlet Karate yang Torehkan Sejarah Baru Untuk Sulteng

by Tim Redaksi
0 comment

PALU – Yuningsih, perempuan kelahiran Poso berhasil menorehkan sejarah baru untuk Sulawesi Tengah (Sulteng) di cabang olahraga karate pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021.

Yuningsih Cristiana Masoara merupakan salah satu atlet karate yang dimiliki Sulteng. Wanita berparas manis dengan panggilan akrab Ningsih ini lahir di Kabupaten Poso tahun 1994.

Sewaktu kecil Ningsih adalah anak yang tomboy. Ia gemar dengan hal ekstrem. Beranjak remaja hingga dewasa, perempuan berumur 28 tahun ini gemar menonton film laga.

Ningsih mengungkapkan, saat duduk dibangku sekolah dasar, ia gemar melihat beberapa orang yang sedang latihan karate tidak jauh tempat tinggalnya. Dari sinilah, awal mula Ningsih memutuskan berlatih karate.

“Tertarik karate karena mungkin waktu kecil agak tomboy. Terus saya sering lihat orang latihan karate. Jadi tertarik kemudian saya ikut latihan,” ungkap Ningsih kepada soalpalu.com, Rabu, 24 Mei 2023, siang waktu setempat.

Ningsih awalnya ditentang oleh ibunya karena olahraga karate dianggap berbahaya dan kurang tepat untuk perempuan. Namun berbeda hal dengan ayahnya yang mendukung penuh keputusan ningsih berlatih karate.

“Keluarga saya berlatar belakang olahraga voli. Jadi mau orang tua (mama), saya main voli. Tapi saya lebih tertarik karate. Jadi waktu itu sering dimarah mama,” jelasnya.

Yuningsih saat menerima medali perunggu diajang PON Papua 2021. Foto : Yuningsih

Saat kelas enam sekolah dasar, Ningsih mengikuti perlombaan pertamanya yang mempertandingkan cabang olahraga karate dan mendapatkan juara dua.

Karirnya meroket hingga perempuan yang saat ini menjadi karyawan swasta itu mewakili Indonesia di ajang Asia Pasifik 2010. Pada ajang tersebut Ningsih berhasil menyabet medali emas pada kelas kata, Medali emas kelas kumite dan medali perak kelas kumite beregu.

Dari puluhan perlombaan yang telah diikuti alumni SMK Negeri 3 Palu jurusan teknik rekaya perangkat lunak, PON Papua 2021 merupakan ajang yang paling berkesan untuknya.

Ningsih mengatakan, PON adalah ajang olahraga impian para atlet di Indonesia. Untuk menjadi atlet di ajang PON tidaklah mudah. Ningsih harus mengikut sejumlah seleksi ketat.

“Perlombaan yang paling berkesan itu di PON Papua 2021. Semua atlet di Indonesia ingin sekali berlaga di PON dan saya berhasil mencapai itu,” katanya.

Yuningsih atlet karate asal Sulteng. Foto : Yuningsih

Di ajang PON Papua itu, Ningsih berhasil menorehkan sejarah baru untuk Sulteng di cabang olahraga karate karena berhasil memperoleh medali perunggu untuk kelas kata.

“Karena belum pernah ada yang juara untuk kelas kata. Lebih berkesannya lagi, medali perunggu itu adalah persembahan saya untuk Sulteng dipenghujung karirku,” tuturnya.

Ningsih mengaku tidak dapat mengikuti perlombaan karate karena cedera pada lututnya saat berlaga di PON Papua waktu itu.

“Sebenarnya untuk PON berikut masih bisa ikut. Karena cedera di lutut, saya urungkan niat. Orang tua juga sudah sampaikan sudah cukup untuk karir atlet. Sedih sekali sih,” Ucap Ningsih.

Untuk meneruskan mimpinya, Ningsih membuka tempat latihan karate dengan nama Katsumi. Lokasinya berada di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya di Korem 132 Tadulako gedung manggala.

Dojo dengan nama Katsumi dipilih karena menurutnya terdengar garang dan memiliki sisi lemah lembut seperti perempuan.

Ningsih berpesan, atlet karate khususnya perempuan harus memiliki mental, tekad kuat, dan tidak manja. Tiga poin inilah yang selalu ia terapkan saat menjadi atlet karate. (Rendy)