PALU – Siapa yang tidak kenal dengan menu makanan yang satu ini, ya martabak. Seluruh kalangan senang menyantap martabak.
Martabak atau martabak telor kerap bersanding dengan kawannya yaitu martabak manis atau terang bulan.
Di Indonesia, pedagang martabak telah menjamur menempati sudut-sudut kota. Tiap daerah memiliki namanya masing-masing.
Misalnya Manado, Sulawesi Utara. Di daerah ini, martabak telur disebut malabar. Sedangkan martabak manis disebut martabak.
Beda halnya di Palu, Sulawesi Tengah. martabak telur disebut martabak, dan martabak manis disebut terang bulan.
Di Palu terdapat salah satu martabak legendaris yang telah berjualan selama 47 tahun atau berdiri sejak 1977 silam.
Saat ini dikelolah oleh generasi kedua bernama Doni. Lelaki ini merupakan anak dari “Bang Kumis” pedagang martabak legendaris di Bumi Tadulako.
Saat ditemui soalpalu.com, Kamis, 9 Maret 2023, Doni mengungkapkan bahwa, ayahnya telah berjualan martabak sejak tahun 1977.
Ayahnya pertama kali membuka lapak di dekat Jembatan satu Palu. Jika melihat kondisi saat ini, tempat ayah Doni berjualan tepat berada di seberang jalan toko sepatu Bata.
Kemudian, Doni menjelaskan, saat itu, pembeli menyebutnya dengan martabak “Bang Kumis”.
“Ini karena ayah saya yang berkumis. Makanya dikenal dengan Bang Kumis,” jelas Doni.
Selanjutnya, gerobak martabak “Bang Kumis” berpindah tempat, tepat berada di samping restoran cepat saji KFC, Jalan Hasanuddin, Kota Palu.
Saat berpindah lokasi jualan, sebutan “Bang Kumis” berganti menjadi martabak Apotek Pancar.
Meski berada sangat dekat dengan restoran cepat saji, namun pelanggannya menyematkan nama dengan martabak apotek itu.
Sekarang, Doni sebagai generasi kedua telah memilih nama dagangan warisan dari sang ayah dengan nama Martabak Semarang.
Akan tetapi, meski nama Martabak Semarang telah dipajang Doni di depan gerobaknya, namun sebagian masyarakat menyematkan nama lain yaitu Martabak Hasanuddin.
“Banyak juga yang kenal sekarang dengan nama martabak hasanuddin,” sebut Doni.
Doni juga telah melakukan beberapa penyegaran dengan cara mengubah warna gerobak yang diwarnai cat hitam. Alasannya, karena menyukai warna tersebut.
Lelaki itu menerangkan, di tahun 1977, ayahnya hanya menjual martabak dan terang bulan dengan dua varian toping yaitu kacang dan mesis.
Namun saat ini tersedia hingga puluhan varian toping terang bulan di tempat tersebut dengan harga bervariasi.
Terang bulan keju coklat dan keju mesis menjadi favorit pembeli yang didominasi dari para wanita.
Bahkan, Martabak Semarang ini jarang pernah sepi pembeli.
Martabak Hasanuddin atau Martabak Semarang buka setiap hari, mulai dari pukul 17.00 dan tutup 00.00 WITA.
“Liburnya hanya sekali dalam sebulan,” tutur Doni.
Lokasi : https://maps.app.goo.gl/gf3fAmQLK2Zt477i7
Instagram : https://instagram.com/martabak_semarang?igshid=YmMyMTA2M2Y=
(Rendy)