PALU – World Health Organization (WHO) berdasarkan rilisnya pada pedoman Global Health Strategy on HIV 2016-2021 meminta seluruh negara melakukan upaya pencegahan komprehensif percepatan respon pengendalian HIV.
Salah satu rekomendasi WHO terkait terapi pencegahan atau profilaksis yaitu dengan metode Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) atau Profilaksis Pra-Pajanan.
Pre-Exposure Prophylaxis atau Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) merupakan penggunaan obat ARV untuk seseorang yang tidak terinfeksi HIV, sebelum terpajan atau terpapar HIV, yang bertujuan agar ia tidak terinfeksi HIV.
Ni Made Suryati, SKM., M.Kes selaku Pengelola Program HIV AIDS & IMS dan Konselor HIV Dinas Kesehatan Kota Palu menyebutkan, saat ini Kota Palu menjadi satu-satunya penyedia layanan PrEP yang ada di Sulawesi Tengah.
Layanan ini telah resmi diberlakukan sejak minggu pertama bulan Mei di dua Puskesmas yang ada di Kota Palu yaitu Puskesmas Birobuli dan Puskesmas Talise.
Adapun populasi sasaran prioritas program PrEP sampai tahun 2026 yaitu Lelaki yang berhubungan Seksual dengan Laki-laki lain (LSL), Wanita Pekerja Seks (WPS), Transgender dan Pengguna Narkoba Suntik (Penasun).
Selain populasi sasaran prioritas yang telah di sebutkan, Pasangan ODHIV dan Pasangan Risiko Tinggi pun dapat mengakses PrEP.
Ni Made Suryati menyebutkan bahwa populasi dengan risiko tinggi yang berada diluar Kota Palu pun dapat mengakses PrEP.
“Prep bisa di akses langsung di dua Puskesmas yaitu Birobuli dan Talise, dari luar kota Palu, misal mau akses bisa juga,” katanya.
Dia pun berharap, ketersediaan PrEP ini dapat menekan angkat penularan HIV yang ada.
“Harapan saya dengan adanya PrEP ini sebagai tambahan pencegahan, kita bisa menekan penularan HIV,” tutupnya (Dhea).