PALU – Mardiyah adalah wanita asal Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ia awali karirnya di perbankan hingga sukses menduduki posisi Customer Relationship Manager (CRM).
Saat menjabat CRM, wanita dengan sapaan akrab Itje terpanggil untuk kembali ke kampung halamannya Palu.
Kemudian Itje memilih berhenti dari perbankan. Ia memutuskan kembali ke Palu lantaran ingin berkontribusi sesuai kapasitas dan pengalamannya.
Setibanya di Palu, Itje yang berlatar pendidikan teknik sipil mendirikan Hannah Homestay pada 2015.
Nama “Hannah” diambil dari mendiang ibunya . Usaha itu dirintis dengan menerapkan tiga prinsip yaitu, falah, impact, dan sharing.
“Pesannya berpegang ke tiga prinsip. Prinsip yang pertama namanya Falah. Falah itu artinya pada saat kita mengajar akhirat, dunia akan mengikuti. Kemudian yang kedua itu impact, jadi usahakan bisa memberikan impact positif ke lingkungan sekitar. Yang ketiga sharing, itu selalu menjadikan berbagi menjadi pondasi,” ungkap Itje, ketika ditemui Soalpalu, Selasa, 14 November malam waktu setempat.
Hannah Homestay lalu didapuk menjadi rumah tinggal pertama yang memiliki konsep ramah lingkungan.
Lalu pada 2022, Itje memutuskan untuk mendirikan Hannah Asa Indonesia, dengan harapan memperkaya jejaring hingga dapat berkolaborasi dengan pemerintah.
Hannah Asa Indonesia kemudian menjadi satu-satunya perusahaan penasihat keuangan independen yang ada di Sulawesi Tengah.
Melalui Hannah Asa Indonesia, Itje terus berkontribusi selain menjadi seorang pendidik literasi keuangan, ia juga aktif dalam isu lingkungan.
Ia rutin menggelar berbagai kelas yang melibatkan berbagai elemen masyarakat khususnya anak muda.
“Anak muda ini dibutuhkan sekali supaya menjadi pemandu di masa depan. Jadi saya merasa terpanggil untuk banyak memberikan edukasi karena kepinginnya anak muda yang hadir di sini itu anak muda yang memiliki kualitas dan mampu memiliki daya saing ke depannya,” ucapnya.
Saat ini, Hannah Asa Indonesia telah berkolaborasi dengan berbagai kalangan yang turut melibatkan akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
Terbaru, ia berkolaborasi dengan pemerintah Jerman pada program pemberdayaan masyarakatan pedalaman melalui “Forest Programme III Sulawesi”.
Hal tersebut merupakan proyek naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang didanai oleh Pemerintah Jerman melalui Kementerian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Kolaborasi itu tidak hanya mengedukasi namun turut mendukung ketahanan ekonomi masyarakat di desa penyangga Taman Nasional Lore Lindu melalui produk lokal kreasi masyarakat yang dipasarkan lewat website agroforestry.id.
Itje berpesan, bagi kawan generasi muda, untuk tidak takut melangkah dan melakukan hal-hal baik, dimulai dari langkah sekecil apapun.
“Tidak apa-apa kita jalannya pelan-pelan karena menurutku perubahan kecil itu penting sekali, karena langkah kecil yang konsisten itu jauh lebih baik dibanding segudang ide keren yang belum tau dimulai kapan.” tutupnya sembari tersenyum. (Dhea/Rendy)