PALU – Coffee shop pertama di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berada di Lorong Sawerigading, Jalan Swadaya.
Kopi Taro dimiliki oleh Sabda Tarotrinarta. Bisnis tersebut dirintisnya pada 2014 lalu dengan konsep angkringan.
Taro merintis bisnisnya berawal dari gerobak yang mangkal di Jalan Tadulako. Pelanggannya saat itu masih duduk lesehan.
“Dulu 2014 masih belum ada angkringan di Palu, jadi saya bikin angkringan jualan nasi kuning, nasi kucing, wedang jahe dan kopi dengan berbagai varian rasa,” jelas Taro, Kamis, 8 Februari 2024.
Memasuki bulan April 2015, gerobak Taro berpindah ke Jalan Suprapto berseberangan dengan SMP 14 Palu.
Di tempat itu, Taro tak lagi menjual makanan, melainkan minuman kopi dengan varian rasa.
“Kalau ditanya Kopi Taro dimulai dari kapan, saya bilangnya dari 2014 waktu masih di Jalan Tadulako. Karena orang-orang lebih kenalnya tempatnya Taro,” ucap Taro.
Taro mengungkapkan, alat brewer yang digunakannya dibeli sejak 2010 saat kerja paruh waktu di Jakarta.
“Kebetulan dari 2010 saya pernah kerja part time waktu di Jakarta, jadi ada beberapa alat brewer yang sudah saya beli,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, saat itu ada tujuh coffee shop yang baru merintis bisnis di Palu setelah Kopi Taro.
Taro menuturkan, sebelum Palu dihantam bencana alam 2018, telah berdiri tujuah coffe shop lainnya yaitu Rumah Kopi, Pangi Coffee, Odem Coffee, Station Coffee, Tree by Three Coffee, sama Empat Belas coffee, dan Tasty Coffee.
Ia menuturkan, pasca bencana alam, banyak pelanggan dari tujuh coffee shop tersebut yang membangun bisnis serupa.
Menurutnya, memasarkan kopi saat itu bukanlah perkara mudah. Pasalnya, produk kopi yang dijual masih terasa asing di lidah banyak orang.
Taro juga pernah menjadi dosen di Palu. Ia kerap memberikan kopi secara cuma-cuma kepada mahasiswanya agar produknya bisa lebih dikenal.
Pelan tapi pasti, kopi jualannya kian terkenal lewat mulut ke mulut. Kini Taro juga telah memanfaatkan media sosial untuk promosi produknya.
Sekarang, Kopi Taro menjadi salah satu coffee shop tersohor di Palu. (Nasrullah Adyaksa Malonda)